Translate

Sabtu, 22 Maret 2014

MAKALAH EPIDEMIOLOGI KEJADIAN EKLAMSIA





BAB I
PENDAHULUAN


1.1  LATAR BELAKANG

Pelayanan kesehatan suatu negara yang berkaitan dengan kehamilan dan kelahiran salah satunya adalah pelayaan kebidanan yaitu menjamin agar setiap wanita hamil dan wanita menyusui dapat memelihara kesehatan sesempurna mugkin agar wanita hamil melahirkan bayi sehat tanpa gangguan apapun dan kemudian dapat merawat bayinya dengan baik.

Upaya pelayanan kebidanan merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan untuk meningkatakan derajat kesehatan masyarakat. Penyebab langsung kematian Ibu adalah komplikasi pada kehamilan, persalinan dan nifas yang tiak tertangani dengan baik dan tepat waktu, sedangkan secara tidak langsung kematia ibu disebabkan oleh eklamsia.

1.2  RUMUSAN MASALAH

1.Apa yang yang dimaksud dengan eklamsia pada kehamilan ?
2.Apa penyebab dari eklamsia?
3.Berapa jumlah pasien eklamsia di RSUD SIAK selama bulan januari-mei 2012?
4.Bagaimana pencegahan eklamsia?
5.Siapa saja yang beresiko terkena eklamsia?

1.3  TUJUAN

     1.Untuk mengetahui hubungan sikap ibu hamil terhadap kejadian eklamsia.
     2.Untuk mengetahui hasil penelitian dari angka eklamsia di RSUD SIAK.










BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi eklamsia
Eklamsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, pada usia kehamilan 20 minggu. Penyakit akut dengan kejang dan koma pada wanita hamil dan wanita dalam masa nifas disertai  dengan hypertensi, oedema, dan proteinuria.

Istilah eklamsia berasal dari bahasa yunani “halilintar”. Kata itu dipakai karena seolah-olah gejala eklamsia timbul denag tiba-tiba tanpa didahului oleh tanda-tanda lain. Sekarang kita ketahui bahwa eklamsi pada umumnya timbul pada wanita hamil dan ibu nifas dengan tanda-tanda preeklamsia.

Pada wanita yang menderita eklamsia timbul seranga kejang hingga koma. Tergantung dari saat timbulnya eklamsia dibedakan eklamsia gravidarum, eklamsia parturientum, dan eklamsia puerpurale. Perlu dikemukakan bahwa eklamsia gravidarum sering kali persalinan mulai tidak lama kemudian.

2.2 Penyebab eklamsia
Dalam eklamsia terdapat hipoksia serebral yang disebabkan oleh spasme kuat dan odem. Hipoksia serebral menunjukan kenaikan dysrytimia serebral dan ini mungkin terjadi karena konvulsi. Beberapa pasien ada yang mempunyai dasar dysrytimia serebral dan oleh karena itu konvulsi terjadi mengikuti bentuk yang lebih kuat dari pre-eklamsia.

Sama dengan pre-eklamsia dengan akibat yang lebih serius pada organ-organ hati, ginjal, otak, paru-paru dan yakni terjadi nekrosis dan pendarahan pada organ-organ tersebut.

2.3  Tanda dan gejala eklamsia

Pada umumnya kejang yang didahului dengan makin memburuknya preeklamsia dan terjadi gejala-gejala di daerah frontal. Gangguan penglihatan,  mual keras nyeri epigastrium, dan hiperefleksia.


Adapun konvulsi eklamsia dibagi dalam 4 tingkat:
a)      Tingkat awal atau aura, keadaan ini berlangsung kira-kira  30 detik. Mata terbuka tanpa melihat, kelopak mata bergetar demikian pula tanganya,kepala berputar kearah kanan dan kiri
b)      Kemudian timbul tingkat kejang yang berlangsung kurang lebih berlangsung 30 detik. Dalam tingkat ini seluruh otot menjadi kaku, wajah kelihatan kaku, tangan menggenggam dan kaki membengkok ke dalam. Pernafasan berhenti, muka mulai menjadi sianotik, lidah dapat tergigit.
c)      Stadium ini disusul oleh tingkat kejang klonik yang berlangsung antara 1-2 menit. Spasmus tonik menghilang. Semua otot berkontraksi dan berulang-ulang dalam tempo cepat. Mulut membuka dan menutup dan lidah dapat tergigit lagi. Bola mata menonjol , dari mulut keluar ludah yang berbusa,muka menunjukan kongesti dan sianosis. Penderita tidak dasar  kejang klonik  ini dapat demikian hebatnya, sehingga penderita dapat jatuh dari tempat tidurnya.akhirnya kejang terhenti dan penderita menarik nafas secara mendengkur.
d)     Selama serangan tekanan darah meninggi, nadi cepat dan suhu meninggi sampai 40 derajat selcius. Sehingga akibat serangan dapat terjadi komplikasi-komplikasi seperti lidah tergigit. Sehingga terjadi perlukaan dan fraktur, gangguan pernafasan, solusio plasenta dan perdarahan otak
                                             
2.4 Pencegahan eklamsia
Pada umumnya timbulnya eklamsia dapat dicegah, atau frekuensinya dikurangi. Usaha- usaha untuk untuk menurunkan frekuensi eklamsia terdiri atas.
a)      Meningkatkan jumlah balai pemeriksaan antenatal dan mengusahakan agar senua wanita hamil memeriksakan diri sejak hamil muda.
b)       Mencari pada setiap pemeriksaantanda-tanda pre-eklamsia dan mengobatinya segra mungkin.
c)      Mengakhiri kehamilan sedapat-dapatnya paa kehamilan 37 ke atas setelah dirawat tanda-tanda pre-eklamsia tidak juga dapat dihilangkan.





BAB III
HASIL PENELITIAN
3.1 Hasil penelitian

Di kabupaten Siak tahun 2012 terdapat kejadian eklamsia dalam kehamilan 131 kasus dari 8718 ibu hamil , yang mana jumlah pasien rujukan dari puskesmas sebesar 20 orang . Sedangkan data yang di dapat dari rumah sakit umum siak (RSUD SIAK) diruang IGD kebidanan , poli kebidanan dan persalinan (VK) tahun 2011 didapat data kasus eklamsi dalam kehamilan (kasus dari 2618 ibu hamil).
Data yang di peroleh dari RSUD kabupaten siak jumlah kunjungan ibu hamil, dari bulan januari – mei tahun 2012 terdapat 547 ibu hamil. Dimana di antaranya terdapat 28 kasus yang terkena eklamsi.

3.2 Analisis data
Data distribusi frekuensi kejadian eklampsia dari puskesmas di kabupaten siak yang di rujuk ke rsud siak tahun 2012
NO
NAMA PUSKESMAS
JUMLAH KASUS HDK
JUMLAH RUJUKAN
1
SIAK
16
2
2
DAYUN
10
1
3
KANDIS
27
0
4
MINAS
6
0
5
TUALANG
9
2
6
KERINCI KANAN
4
0
7
LUBUK DALAM
3
1
8
KOTO GASIB
5
1
9
MEMPURA
4
1
10
BUNGA RAYA
9
1
11
SABAK AUH
6
3
12
PUSAKO
4
2
13
SUNGAI MANDAU
2
1
14
SUNGAI APIT
10
4

JUMLAH
131
20
Beberapa  analisis data menurut grafik yang dilakukan yaitu:
1.       Analisis menurut grafik kejadian eklamsia


Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa mayoritas terjadinya eklamsia yang paling banyak adalah berada pada bulan APRIL yaitu sebanyak 10 orang.







2.      Analisis menurut cakupan kejadian bulan januari-mei 2012

PENYAKIT
JUMLAH SELURUH IBU HAMIL
RUANGAN
JUMLAH
POLI KEBIDANAN
UGD KEBIDANAN
VK (RUANG BERSALIN)
EKLAMSIA
547
0
25
3
28 KASUS

Berdasarkan table diatas diketahui bahwa mayoritas terjadinya eklamsia yang paling banyak dibulan JANUARI-MEI tahun 2012 adalah 28 orang.

3.      Analisis grafik  menurut tempat kejadian eklamsia



            Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa mayoritas tempat yang paling terbanyak adalah KANDIS yaitu sebanyak 27 orang (100%).

4.      Analisis pasien eklamsia menurut umur


Berdasarkan  grafik diatas diketahui bahwa mayoritas  berdasarkan umur yang paling banyak  adalah berada pada rentang usia  20-35 tahun adalah 84 orang.

3.3 Faktor eklamsia yang mempengaruhi bersadarkan:
  Umur : umur mempengaruhi pengalaman yang dimiliki seseorang,semakin muda seseorang semakin sedikit pengalaman yang dimilikinya,pengalaman dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang
  Pekerjaan :tingkat keterampilan terkait dengan penguasaan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki sesorang yg dipraktikkan dalam pekerjaannya.
  Paritas : jumlah kehamilan yag menghasilkan janin hidup,bukan jumlah janin yang di lahirkan
  Pendidikan: kemampuan akan meningkat seiring tingginya pendidikan
  Pengetahuan : hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan pengindraan pada suatu objek tertentu.









1)      DISTRIBUSI PASIEN EKLAMSIA BERDASARKAN PEKERJAAN


Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa mayoritas pekerjaan yang paling banyak adalah IRT yaitu 100% sebanyak 72 orang.

2)      DISTRIBUSI PASIEN EKLAMSIA BERDASARKAN PARITAS


           
Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa mayoritas paritas yang paling banyak  adalah 1-5 anak (100%) sebanyak 84 orang.

           







3).   DISTRIBUSI PASIEN EKLAMSIA BERDASARKAN PENDIDIKAN


Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa mayoritas berdasarkan pendidikan yang paling banyak adalah ibu hamil dengan pendidikan SD yaitu sebanyak 28 orang.

4)DISTRIBUSI PASIEN EKLAMSIA BERDASARKAN PENGETAHUAN


Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa mayoritas berdasarkan pengetahuan yang paling banyak adalah pengetahuan yang  BURUK  yaitu 40%-100% sebanyak 49 orang.








Adapun karakteristik pasien dengan eklamsia menurut penelitian seperti berikut:
1.Berdasarkan tabel

UMUR
20 – 35 TAHUN
JK
PEREMPUAN
KESEHATAN SEBELUMNYA
BAIK
TEMPAT/LOKASI
RSUD SIAK
WAKTU PENELITIAN
JANUARI-MEI 2012

1.      Berdasarkan jaring-jaring
                                    USIA – 20-35 TH
                                    PENGETAHUAN -BURUK

                                    PEKERJAAN -IRT
EKLAMSIA
PARITAS – BANYAK ANAK
                                    PENDIDIKAN – SD / SMP
                                               

















 










                                                                                                                                

KETERANGAN : Jika salah satu faktor dari penyebab eklamsi yaitu pengetahuan yang buruk kita putuskan , maka penyebab eklamsi lainnya dapat diatasi. Cara mengatasi hal tersebut adalah memberikan wawasan pada ibu hamil mengenai bahaya preeklamsi dan eklamsi , serta memberikan informasi bahaya eklamsi saat kunjungan Ante Natal Care (ANC).


BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1.      Mayoritas usia bumil pada rentang usia 20-35 tahun yaitu sebanyak 84 tahun
2.      Dari segi pekerjaan yaitu IRT sebanyak 72 orang
3.      Mayoritas paritas 1-5 anak yaitu 84 orang
4.      Pendidikan mayoritas ibu hamil berpendidikan SD yaitu 28 orang
5.      Mayoritas pengetahuan ibu hamil terhadap eklamsia buruk sebesar 49 orang

4.2 SARAN

        Semoga dengan adanya makalah ini pembaca dan khususnya mahasiswa kebidanan dan tenaga kesehatan lainnya dapat mengetahui mengenai masalah pada ibu hamil seperti : eklamsia dan bisa memberikan informasi serta penyuluhan pada ibu hamil. Hal ini merupakan salah satu faktor yang menurunkan angka eklamsi di kabupaten siak.


































DAFTAR PUSTAKA

Manuaba ,  I 2008: gawat darurat obstetri/ginekologi dan obstetric/ginekologi special untuk profesi bidan buku kebidanan EGC
Mansjoer,2002: kapita selekta kedokteran, media aeslapius, Jakarta
Mochtar,R 2012: synopsis obstetric ,buku kedokteran, EGC, Jakarta
Nurgroho,2010: kasus emergensi kebidanan untuk kebidanan dan keperawatan, nukha medika
Sarwono,P 2007 ilmu kebidanan , bina pustaka , jakarta