BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan suatu negara yang
berkaitan dengan kehamilan dan kelahiran salah satunya adalah pelayaan
kebidanan yaitu menjamin agar setiap wanita hamil dan wanita menyusui dapat memelihara
kesehatan sesempurna mugkin agar wanita hamil melahirkan bayi sehat tanpa
gangguan apapun dan kemudian dapat merawat bayinya dengan baik.
Upaya pelayanan kebidanan merupakan
salah satu bentuk upaya kesehatan untuk meningkatakan derajat kesehatan
masyarakat. Penyebab langsung kematian Ibu adalah komplikasi pada kehamilan,
persalinan dan nifas yang tiak tertangani dengan baik dan tepat waktu,
sedangkan secara tidak langsung kematia ibu disebabkan oleh eklamsia.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1.Apa
yang yang dimaksud dengan eklamsia pada kehamilan ?
2.Apa
penyebab dari eklamsia?
3.Berapa
jumlah pasien eklamsia di RSUD SIAK selama bulan januari-mei 2012?
4.Bagaimana
pencegahan eklamsia?
5.Siapa
saja yang beresiko terkena eklamsia?
1.3 TUJUAN
1.Untuk mengetahui hubungan sikap ibu
hamil terhadap kejadian eklamsia.
2.Untuk mengetahui hasil penelitian dari
angka eklamsia di RSUD SIAK.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi eklamsia
Eklamsia adalah kelainan akut pada
wanita hamil, pada usia kehamilan 20 minggu. Penyakit akut dengan kejang dan
koma pada wanita hamil dan wanita dalam masa nifas disertai dengan hypertensi, oedema, dan proteinuria.
Istilah eklamsia berasal dari bahasa
yunani “halilintar”. Kata itu dipakai karena seolah-olah gejala eklamsia timbul
denag tiba-tiba tanpa didahului oleh tanda-tanda lain. Sekarang kita ketahui bahwa
eklamsi pada umumnya timbul pada wanita hamil dan ibu nifas dengan tanda-tanda
preeklamsia.
Pada wanita yang menderita eklamsia
timbul seranga kejang hingga koma. Tergantung dari saat timbulnya eklamsia
dibedakan eklamsia gravidarum, eklamsia parturientum, dan eklamsia puerpurale.
Perlu dikemukakan bahwa eklamsia gravidarum sering kali persalinan mulai tidak
lama kemudian.
2.2
Penyebab eklamsia
Dalam eklamsia terdapat hipoksia
serebral yang disebabkan oleh spasme kuat dan odem. Hipoksia serebral
menunjukan kenaikan dysrytimia serebral dan ini mungkin terjadi karena
konvulsi. Beberapa pasien ada yang mempunyai dasar dysrytimia serebral dan oleh
karena itu konvulsi terjadi mengikuti bentuk yang lebih kuat dari pre-eklamsia.
Sama dengan pre-eklamsia dengan akibat
yang lebih serius pada organ-organ hati, ginjal, otak, paru-paru dan yakni
terjadi nekrosis dan pendarahan pada organ-organ tersebut.
2.3 Tanda dan gejala eklamsia
Pada umumnya kejang yang didahului
dengan makin memburuknya preeklamsia dan terjadi gejala-gejala di daerah
frontal. Gangguan penglihatan, mual
keras nyeri epigastrium, dan hiperefleksia.
Adapun
konvulsi eklamsia dibagi dalam 4 tingkat:
a) Tingkat
awal atau aura, keadaan ini berlangsung kira-kira 30 detik. Mata terbuka tanpa melihat, kelopak
mata bergetar demikian pula tanganya,kepala berputar kearah kanan dan kiri
b) Kemudian
timbul tingkat kejang yang berlangsung kurang lebih berlangsung 30 detik. Dalam
tingkat ini seluruh otot menjadi kaku, wajah kelihatan kaku, tangan menggenggam
dan kaki membengkok ke dalam. Pernafasan berhenti, muka mulai menjadi sianotik,
lidah dapat tergigit.
c) Stadium
ini disusul oleh tingkat kejang klonik yang berlangsung antara 1-2 menit.
Spasmus tonik menghilang. Semua otot berkontraksi dan berulang-ulang dalam
tempo cepat. Mulut membuka dan menutup dan lidah dapat tergigit lagi. Bola mata
menonjol , dari mulut keluar ludah yang berbusa,muka menunjukan kongesti dan
sianosis. Penderita tidak dasar kejang
klonik ini dapat demikian hebatnya,
sehingga penderita dapat jatuh dari tempat tidurnya.akhirnya kejang terhenti
dan penderita menarik nafas secara mendengkur.
d) Selama
serangan tekanan darah meninggi, nadi cepat dan suhu meninggi sampai 40 derajat
selcius. Sehingga akibat serangan dapat terjadi komplikasi-komplikasi seperti
lidah tergigit. Sehingga terjadi perlukaan dan fraktur, gangguan pernafasan,
solusio plasenta dan perdarahan otak
2.4
Pencegahan eklamsia
Pada
umumnya timbulnya eklamsia dapat dicegah, atau frekuensinya dikurangi. Usaha-
usaha untuk untuk menurunkan frekuensi eklamsia terdiri atas.
a) Meningkatkan
jumlah balai pemeriksaan antenatal dan mengusahakan agar senua wanita hamil
memeriksakan diri sejak hamil muda.
b) Mencari pada setiap pemeriksaantanda-tanda
pre-eklamsia dan mengobatinya segra mungkin.
c) Mengakhiri
kehamilan sedapat-dapatnya paa kehamilan 37 ke atas setelah dirawat tanda-tanda
pre-eklamsia tidak juga dapat dihilangkan.
BAB III
HASIL PENELITIAN
3.1 Hasil penelitian
Di kabupaten Siak tahun 2012 terdapat kejadian
eklamsia dalam kehamilan 131 kasus dari 8718 ibu hamil , yang mana jumlah
pasien rujukan dari puskesmas sebesar 20 orang . Sedangkan data yang di dapat
dari rumah sakit umum siak (RSUD SIAK) diruang IGD kebidanan , poli kebidanan
dan persalinan (VK) tahun 2011 didapat data kasus eklamsi dalam kehamilan
(kasus dari 2618 ibu hamil).
Data yang di peroleh dari RSUD kabupaten siak jumlah
kunjungan ibu hamil, dari bulan januari – mei tahun 2012 terdapat 547 ibu
hamil. Dimana di antaranya terdapat 28 kasus yang terkena eklamsi.
3.2 Analisis data
Data distribusi
frekuensi kejadian eklampsia dari puskesmas di kabupaten siak yang di rujuk ke
rsud siak tahun 2012
NO
|
NAMA PUSKESMAS
|
JUMLAH KASUS HDK
|
JUMLAH RUJUKAN
|
1
|
SIAK
|
16
|
2
|
2
|
DAYUN
|
10
|
1
|
3
|
KANDIS
|
27
|
0
|
4
|
MINAS
|
6
|
0
|
5
|
TUALANG
|
9
|
2
|
6
|
KERINCI KANAN
|
4
|
0
|
7
|
LUBUK DALAM
|
3
|
1
|
8
|
KOTO GASIB
|
5
|
1
|
9
|
MEMPURA
|
4
|
1
|
10
|
BUNGA RAYA
|
9
|
1
|
11
|
SABAK AUH
|
6
|
3
|
12
|
PUSAKO
|
4
|
2
|
13
|
SUNGAI MANDAU
|
2
|
1
|
14
|
SUNGAI APIT
|
10
|
4
|
JUMLAH
|
131
|
20
|
Beberapa analisis
data menurut grafik yang dilakukan yaitu:
1. Analisis menurut grafik kejadian eklamsia
Berdasarkan
grafik diatas diketahui bahwa mayoritas terjadinya eklamsia yang paling banyak
adalah berada pada bulan APRIL yaitu sebanyak 10 orang.
2.
Analisis
menurut cakupan kejadian bulan januari-mei 2012
PENYAKIT
|
JUMLAH SELURUH IBU
HAMIL
|
RUANGAN
|
JUMLAH
|
||
POLI KEBIDANAN
|
UGD KEBIDANAN
|
VK (RUANG BERSALIN)
|
|||
EKLAMSIA
|
547
|
0
|
25
|
3
|
28 KASUS
|
Berdasarkan
table diatas diketahui bahwa mayoritas terjadinya eklamsia yang paling banyak
dibulan JANUARI-MEI tahun 2012 adalah 28 orang.
3.
Analisis
grafik menurut tempat kejadian eklamsia
Berdasarkan grafik diatas diketahui
bahwa mayoritas tempat yang paling terbanyak adalah KANDIS yaitu sebanyak 27
orang (100%).
4. Analisis pasien eklamsia menurut
umur
Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa mayoritas berdasarkan umur yang paling banyak adalah berada pada rentang usia 20-35 tahun adalah 84 orang.
3.3 Faktor eklamsia yang
mempengaruhi bersadarkan:
Umur : umur
mempengaruhi pengalaman yang dimiliki seseorang,semakin muda seseorang semakin
sedikit pengalaman yang dimilikinya,pengalaman dapat mempengaruhi sikap dan
perilaku seseorang
Pekerjaan
:tingkat keterampilan terkait dengan penguasaan penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dimiliki sesorang yg dipraktikkan dalam pekerjaannya.
Paritas : jumlah
kehamilan yag menghasilkan janin hidup,bukan jumlah janin yang di lahirkan
Pendidikan:
kemampuan akan meningkat seiring tingginya pendidikan
Pengetahuan :
hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan pengindraan pada
suatu objek tertentu.
1)
DISTRIBUSI PASIEN
EKLAMSIA BERDASARKAN PEKERJAAN
Berdasarkan grafik diatas diketahui
bahwa mayoritas pekerjaan yang paling banyak adalah IRT yaitu 100% sebanyak 72
orang.
2) DISTRIBUSI PASIEN EKLAMSIA BERDASARKAN PARITAS
Berdasarkan
grafik diatas diketahui bahwa mayoritas paritas yang paling banyak adalah 1-5 anak (100%) sebanyak 84 orang.
3). DISTRIBUSI PASIEN EKLAMSIA BERDASARKAN PENDIDIKAN
Berdasarkan
grafik diatas diketahui bahwa mayoritas berdasarkan pendidikan yang paling
banyak adalah ibu hamil dengan pendidikan SD yaitu sebanyak 28 orang.
4)DISTRIBUSI PASIEN
EKLAMSIA BERDASARKAN PENGETAHUAN
Berdasarkan
grafik diatas diketahui bahwa mayoritas berdasarkan pengetahuan yang paling
banyak adalah pengetahuan yang
BURUK yaitu 40%-100% sebanyak 49
orang.
Adapun
karakteristik pasien dengan eklamsia menurut penelitian seperti berikut:
1.Berdasarkan
tabel
UMUR
|
20
– 35 TAHUN
|
JK
|
PEREMPUAN
|
KESEHATAN
SEBELUMNYA
|
BAIK
|
TEMPAT/LOKASI
|
RSUD
SIAK
|
WAKTU
PENELITIAN
|
JANUARI-MEI
2012
|
1. Berdasarkan jaring-jaring
USIA
– 20-35 TH
PENGETAHUAN
-BURUK
PEKERJAAN -IRT
EKLAMSIA
PARITAS – BANYAK ANAK
PENDIDIKAN
– SD / SMP
|
KETERANGAN : Jika salah satu
faktor dari penyebab eklamsi yaitu pengetahuan yang buruk kita putuskan , maka
penyebab eklamsi lainnya dapat diatasi. Cara mengatasi hal tersebut adalah memberikan
wawasan pada ibu hamil mengenai bahaya preeklamsi dan eklamsi , serta
memberikan informasi bahaya eklamsi saat kunjungan Ante Natal Care (ANC).
BAB
IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Mayoritas usia bumil pada rentang usia 20-35 tahun
yaitu sebanyak 84 tahun
2. Dari segi pekerjaan yaitu IRT sebanyak 72 orang
3. Mayoritas paritas 1-5 anak yaitu 84 orang
4. Pendidikan mayoritas ibu hamil berpendidikan SD yaitu
28 orang
5. Mayoritas pengetahuan ibu hamil terhadap eklamsia
buruk sebesar 49 orang
4.2 SARAN
Semoga dengan adanya makalah
ini pembaca dan khususnya mahasiswa kebidanan dan tenaga kesehatan lainnya dapat
mengetahui mengenai masalah pada ibu hamil seperti : eklamsia dan bisa
memberikan informasi serta penyuluhan pada ibu hamil. Hal ini merupakan salah
satu faktor yang menurunkan angka eklamsi di kabupaten siak.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba
, I 2008: gawat darurat obstetri/ginekologi dan obstetric/ginekologi special
untuk profesi bidan buku kebidanan EGC
Mansjoer,2002: kapita selekta kedokteran, media
aeslapius, Jakarta
Mochtar,R
2012: synopsis obstetric ,buku
kedokteran, EGC, Jakarta
Nurgroho,2010:
kasus emergensi kebidanan untuk kebidanan
dan keperawatan, nukha medika
Sarwono,P
2007 ilmu kebidanan , bina pustaka ,
jakarta